HUKUM PENULISAN LAFADZ SHOLAT, ZAKAT, DAN HAYAT.

Artikel terkait : HUKUM PENULISAN LAFADZ SHOLAT, ZAKAT, DAN HAYAT.

 HUKUM PENULISAN LAFADZ SHOLAT, ZAKAT, DAN HAYAT.
kasyifatu saja [syarah safinah] hal 6

الصلاة والزكاة والحياة إذا لم تضف تكتب بالواو على الأشهر اتباعا للمصحف ، ومن العلماء من يكتبها بالألف أما إذا أضيفت فلا يجوز كتابتها إلا بالألف ، سواء أضيفت إلى ظاهر أو مضمر كما قاله ابن الملقن

[ketahuilah] lafadz sholat, zakat dan  hayat.  Apabila tidak di idhafahkan [disandarkan kepada isim lain] maka ditulisnya dengan wawu,  Ini menurut qoul yang masyhur,  alasannya,  itiba'  kepada mashhaf alquran ,  atau mengikuti tulisan mashaf, namun sebagian ulama ada yang tetap menulis nya dengan alif. [ keterangan :"  selama lafadz lafadz tersebut tidak di idhofatkan maka para ulama membolehkan membaca dengan wawu dan alif]

Namun sebaliknya,  bila lafadz lafadz tersebut di idhofatkan dengan isim yang lain []  maka ahli nawhu sepakat, penulisannya  tidak boleh  kecuali dengan alif. sama halnya, bila di idofatkan dengan isim dzohir dan mudhmar. []  (*) Sebagaimana yang dikatakan oleh ibnu mulaqqin

 kasyifatu saja [syarah safinah] hal 6 

keterangan :  Ibnu Al mulaqqin adalah  Al-Imam Sirajuddin Abu Hafs Umar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Al-Anshari Al-Wadi Asyi Al-Andalusi At-Tukuruwi Al-Mishri Asy-Syafi`i [bahasa Arab:] الإمام سراج الدين أبو حفص عمر بن علي بن أحمد بن محمد بن عبدالله الأنصاري الوادي آشي الأندلسي التكروروي المصري الشافعي) atau lebih dikenal dengan Ibnu Al-Mulaqqin atau Ibnu An-Nahwi, karena ayahnya adalah seorang Ahli Nahwu, dikenal sebagai salah satu ulama besar dalam bidang hadits, sejarah dan fikih..
Allahu a'lam bisawab. 

Artikel Dakwah & Motivasi Islam Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Dakwah & Motivasi Islam | Design by Bamz