Sahabat Nabi Dan Para Ulama Besar Pun Bertawasul
SAHABAT NABI PUN BERTAWASUL
Utsman bin Hunaif
"Diriwayatkan dari Utsman bin Hunaif (perawi hadis yang menyaksikan orang buta bertawassul kepada Rasulullah) bahwa ada seorang laki-laki datang kepada (Khalifah) Utsman bin Affan untuk memenuhi hajatnya, namun sayidina Utsman tidak menoleh ke arahnya dan tidak memperhatikan kebutuhannya. Kemudian ia bertemu dengan Utsman bin Hunaif (perawi) dan mengadu kepadanya. Utsman bin Hunaif berkata: Ambillah air wudlu' kemudian masuklah ke masjid, salatlah dua rakaat dan bacalah: Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui nabi-Mu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta Tuhanmu melaluimu agar hajatku dikabulkan. Sebutlah apa kebutuhanmu. Lalu lelaki tadi melakukan apa yang dikatakan oleh Utsman bin Hunaif dan ia memasuki pintu (Khalifah) Utsman bin Affan. Maka para penjaga memegang tangannya dan dibawa masuk ke hadapan Utsman bin Affan dan diletakkan di tempat duduk. Utsman bin Affan berkata: Apa hajatmu? Lelaki tersebut menyampaikan hajatnya, dan Utsman bin Affan memutuskan permasalahannya" (HR al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir 8232, al-Mu'jam al-Shaghir 508 dan al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah 6/168)
Bilal bin Haris al-Muzani
"Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan hadis dengan sanad yang sahih dari Abi Shaleh Samman, dari Malik al-Dari (Bendahara Umar), ia berkata: Telah terjadi musim kemarau di masa Umar, kemudian ada seorang laki-laki (Bilal bin Haris al-Muzani) ke makam Rasulullah Saw, ia berkata: Ya Rasullah, mintakanlah hujan untuk umatmu, sebab mereka akan binasa. Kemudian Rasulullah datang kepada lelaki tadi, beliau berkata: Datangilah Umar…. Saif meriwayatkan dalam kitab al-Futuh lelaki tersebut adalah Bilal bin Haris al-Muzani salah satu Sahabat Rasulullah"(al-Hafidz Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarah al-Bukhari III/441 dan Ibnu 'Asakir, Tarikh Dimasyqi, 56/489)
Utsman bin Hunaif
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً كَانَ يَخْتَلِفُ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي حَاجَتِهِ وَكَانَ عُثْمَانُ لاَ يَلْتَفِتُ إِلَيْهِ وَلا يَنْظُرُ فِي حَاجَتِهِ فَلَقِيَ ابْنَ حُنَيْفٍ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَيْهِ فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ بْنُ حُنَيْفٍ ائْتِ الْمِيضَأَةَ فَتَوَضَّأْ ثُمَّ ائْتِ الْمَسْجِدَ فَصَلِّ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ إِلَى رَبِّكَ فَيَقْضِي لِي حَاجَتِي وَتُذْكُرُ حَاجَتَكَ حَتَّى أَرْوَحَ مَعَكَ فَانْطَلَقَ الرَّجُلُ فَصَنَعَ مَا قَالَ لَهُ ثُمَّ أَتَى بَابَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَجَاءَهُ الْبَوَّابُ حَتَّى أَخَذَ بِيَدِهِ فَأَدْخَلَهُ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَأَجْلَسَهُ مَعَهُ عَلَى الطِّنْفِسَةِ فَقَالَ حَاجَتُكَ فَذَكَرَ حَاجَتَهُ وَقَضَاهَا لَهُ (رواه الطبرانى فى المعجم الكبير 8232 والصغير 508 ورواه البيهقى في دلائل النبوة 6 / 168)
Bilal bin Haris al-Muzani
وَرَوَى اِبْنُ أَبِي شَيْبَةَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ مِنْ رِوَايَةِ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ مَالِك الدَّارِيّ - وَكَانَ خَازِنَ عُمَرَ - قَالَ أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِي زَمَنِ عُمَر فَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى قَبْرِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ اِسْتَسْقِ ِلأُمَّتِكَ فَإِنَّهُمْ قَدْ هَلَكُوْا فَأَتَى الرَّجُلَ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهُ اِئْتِ عُمَرَ ... الْحَدِيثَ . وَقَدْ رَوَى سَيْفٌ فِي الْفُتُوحِ أَنَّ الَّذِيْ رَأَى الْمَنَامَ الْمَذْكُورَ هُوَ بِلاَلُ بْنُ الْحَارِثِ الْمُزَنِيُّ أَحَدُ الصَّحَابَةِ (الحافظ ابن حجر في فتح الباري شرح البخاري 3 / 441 وابن عساكر تاريخ دمشق ج 56 / ص 489 )
PARA ULAMA BERTAWASUL PADA NABI DI AKHIR KITAB MEREKA
Banyak ulama mujtahid berpengaruh dan penulis kitab di berbagai disiplin ilmu Islam selalu mengakhiri karya besar mereka dengan bertawassul pada Nabi. Berikut di antaranya:
Syamsuddin Ar-Romli, ulama mazhab Syafi’i, dalam kitab Ghoyah al-Bayan fi Syarh Zubad ibn Ruslan berdoa:
والله أسأل وبنبيه أتوسل أن يجعله (أي عمله في هذا الكتاب خالصاً لوجهه الكريم
Ibnu Abidin, ulama Hanafi, dalam Ad-Durrul Mukhtar menulis:
وإني أسأله تعالى متوسلاً إليه بنبيه المكرم صلى الله عليه وسلم
Syeikh Muhammad Alauddin putra Ibnu Abidin dalam menyempurnakan kitab Hasyiyah ayahnya menulis:
كان الله له ولوالديه، وغفر له ولأولاده ولمشايخه ولمن له حق عليه بجاه سيد الأنبياء والمرسلين
Muhammad Az-Zarqoni al-Maliki dalam Syarah Muwatta’ berdoa:
وأسألك من فضلك متوسلاً إليك بأشرف رسلك أن تجعله (أي شرحه للموطأ) خالصاً لوجهك”.
Ismail bin Muhammad Al-Ajluni Al-Jarrahi Ahli hadits, ulama mazhab Syafi’i, dalam Kashful Khofa’ wa Muzilul Ilbas 2/419 berdoa:
وَضعَ الله عنا سيئات أعمالنا بإفضاله الجاري، وختمها بالصالحات بجاه محمد صلى الله عليه وسلم سيد السادات
As-Sakhowi dalam akhir Syarah Al-Fiyah Al-Iraqi fil Hadits menulis:
سيدنا محمد سيد الأنام كلهم ووسيلتنا وسندنا وذخرنا في الشدائد والنوازل صلى اللّه عليه وسلم
Murtadho Az-Zubaidi, ulama mazhab Hanafi, dalam akhir kitab Tajul Arus berdoa dengan tawasul:
ولا يكلنا إلى أنفسنا فيما نعمله وننويه بمحمد وءاله الكرام البررة
Ibnu Hajar Al-Haitami, ulama mazhab Syafi’i, menulis dalam kitab Tuhfah az-Zawwar ila Qobril Mukhtar dengan doa tawasul:
[ختم الله لنا ولمن رأى في هذا الكتاب بالسعادة والخير ورفعنا وإياهم في الجنة إلى المقام الأسنى بجاه سيد الأولين والآخرين]
Al-Fayumi dalam Al-Mishbahul Munir berdoa:
ونسأل الله حسن العاقبة في الدنيا والآخرة وأن ينفع به طالبه والناظر فيه وأن يعاملنا بما هو أهله بمحمد وءاله الأطهار وأصحابه الأبرار
Abdul Ghani Al-Ghunaimi, ulama mazhab Hanafi, dalam kitab Syarah Al-Aqidah At-Thohawiyah berdoa:
وصلِّ وسلم على سيدنا محمد فإنه أقرب من يُتَوسل به إليك
KESIMPULAN :
- Tawassul adalah memohon dikabulkannya doa kepada Allah dengan menyebut nama Nabi. Seperti: Ya Allah, ampunilah aku dengan kemuliaan Nabi Muhammad
- Tawassul pada Rasulullah itu boleh dan bukan syirik.
- Nabi mengajarkan tawasul pada sebagian Sahabatnya.
- Boleh melakukan tawassul pada Nabi pada saat hidup dan matinya.
- Mazhab yang empat yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali sepakat atas bolehnya tawassul pada Rasulullah
- Sholawat nariyah adalah kalimat sholawat yang mengadung Tawasul, bukan Syirik seperti yang dikatakan kaum wahabiyah..
Lanjutkan Baca :
Kekeliruan Wahabiyah Tentang Shalawat Nariyah
Pendapat Para Ulama Tentang Tawasul
Anjuran Tawasul Semirip Tawasul Sholawat Nariyah
Sahabat Nabi Dan Para Ulama Besar Pun Bertawasul
Inilah Keutamaan Sholawat Nariyah Menurut Qoul Ulama
Kekeliruan Wahabiyah Tentang Shalawat Nariyah
Pendapat Para Ulama Tentang Tawasul
Anjuran Tawasul Semirip Tawasul Sholawat Nariyah
Sahabat Nabi Dan Para Ulama Besar Pun Bertawasul
Inilah Keutamaan Sholawat Nariyah Menurut Qoul Ulama
0 comments:
Post a Comment